Sunday, September 5, 2021

I was asked to write everything down, and since nobody even reads blogs anymore, 

I'll just put it right here. This is a big chapter in my life called 'broken' I hope to never go here again.

----

You know who you are, aku benci sama kamu. 

Benci adalah kata yang aku takut pakai selama ini, tapi gaada kata lain yang merangkup seberapa kecewa, kesal, bingung dan sakit aku rasakan. "Maafkanlah, bukan untuknya, tapi untuk dirimu sendiri." Iya, suatu hari kelak, akup juga berdoa aku mampu memaafkan.

Aku benci. 6 tahun bukanlah waktu yang singkat. Dari September saat kita berantem dengan alasan terbodoh sedunia (karena kamu tidak senang saat aku kasih kamu hadiah dompet yang aku susah susah order untuk hadiah 5,5 tahun, dan merasa bahwa aku beliin itu untuk buktikan bahwa kamu ga effort dengan beliin/arrange acara apapun untuk 5,5 tahun kita) dan aku merasa bahwa kita mungkin butuh break karena terlalu stress bekerja, kamu ga percaya dengan 'break', ke aku kasih kamu cincin balik karena aku gamau km pikir aku nahan cincin eiffel kesayanganku yang aku pakai 1,5 tahun itu, ke kamu yang beli hadiah ulang tahun aku aja butuh bantuan asistenmu dan bikin aku sedih, ke aku yang mencoba banget bikinin kamu acara ulang tahun rame yang kamu bilang orang tua kamu ga pernah rayain dan kasih iPad yang aku liat2 kayaknya kamu pengen udah lama, ke Bali ketika aku mencoba untuk ajak kamu ketemu malah kamu marah2 karena kamu gamau diganggu saat sama orang itu, ke Valentine's ketika aku beliin coklat dan tulis di kartunya, "our 6th valentine's and you're still my favourite" or something, tapi kamu taro di kulkas sama kartu kartunya selama berbulan bulan sampe setiap aku buka kulkas dan liat itu, aku sedih banget, ke our supposed 6th anniversary ketika aku masih coba beliin kamu bunga yang kamu pernah bilang adalah bunga favorit kamu, dan kamu ga ngomong apa apa. Aku nunggu hari itu, Aku nunggu dari mingggu sebelumnya alasan apapun untuk aku cancel flight aku ke Bali, but you didn't, you cried and I wanted to hold you so bad but I was confused, aku tanya, "kenapa?" kamu ga bilang apa apa. Aku sedih banget, I cried every night in Bali. Ke saat kamu mulai ajak aku berantem untuk hal hal yang ga masuk akal, kaya ketika aku bilang kalau aku datang lebih dari jam 11, aku ga shooting, langsung aja pesen gobox untuk pindah kantornya, dan km telfon aku teriak teriak jam 11 lewat karena aku belum dateng dan shoot jadi goboxnya belum di order, dan aku tanya abis itu, "Semua anak kantor denger kamu teriak?" kamu balas, "Pentingin image banget?" atau saat aku pakai tanktop, dan kamu berentiin aku didepan semua orang dan bilang, "Ness, pakai cardigan dong." aku langsung reflect tanya dengan concern, "Oh, belakangnya keliatan yaa?" dan km bilang, "Ngga. Ga enak aja dilihat." Aku ga marah depan semua orang, aku shocked dan masuk ke studio. Aku ga berani marah lagi setelah tahun lalu saat ada notif tinder di hp kamu yang nyala depan anak anak kantor jauhh sebelum kita putus, dan salah satu anak kantor sadar itu notif tinder, aku dengan reflect bilang, "Loh, kok kamu main Tinder?" dan kamu bilang, "Itu waktu abis project, aku belum hapus." aku bilang, "ya tapi kok ada notifnya?" dan kamu bilang, "Iya, kan liat liat doang, aku swipe swipe aja yang menarik." aku bereaksi dan bilang, "ya gaboleh dong, itu kan orang2 yang cari pasangan." dan etelah semua orang pulang, kamu NGAMUK, kamu bilang aku buat kamu terlihat buruk. Aku menyesal pada saat itu dan aku takut km marah lagi. AKU MINTA MAAF karena pasangan aku pake tinder. Tapi sekarang looking back, bukannya mustinya aku yang marah ya? Coba tanya orang lain apakah itu hal yang okay?

Ke tahun ini ketika hubungan kita lagi baik baik aja, kamu juga masih curhat sama aku tentang segala hal, dari Louie, bisnis, sampe semua masalah keluargamu, dan suatu hari di bulan Juni aku merasa "meeting" kamu semakin intense. Setiap kamu pergi meeting, I wish you good luck, aku jaga kantor, aku make sure semua kerja pada tempat dan waktunya, aku rapihkan meja dan sepatu kamu, aku cuciin bekas makanan dan minuman kamu saat kamu lupa. 

Selama berbulan-bulan, aku naik gojek dan grab kemanapun, gapapa kamu yang pegang mobil itu full time pas disini walaupun kita bayar setengah setengah untuk mobil impian kita sejak kita ikut projectnya, inget ga waktu kita mau beli mobil itu? Kamu bilang, "uang aku ga cukup kalau beli sekarang, kan masih mau diputer." aku bilang, "udah gapapa, aku bayar setengah, tapi bilang aja ini mobil kamu yaa, biar semua orang taunya ini punya kamu." Kamu inget aku transfer 4x di dealer karena limit kartu aku. Aku deg degan dan seneeeng banget hari itu. Aku inget waktu platnya ditunjukin kita. Aku juga bangga banget waktu kamu nyetir mobil itu ke rumah pertama kali. Aku bilang sama mama papa kalau kamu beli mobil. Aku selalu buka sunroofnya kalau kita pergi, kaya mimpi untuk bisa finally tick that off our list. Kita punya mobil! Kita kerja keras banget untuk bisa sampe disitu. 

Kamu gila kamu sembunyiin a whole ass relationship dibelakang aku? Apakah agar kamu punya back up aku, kalau sama semua cewe itu ga ada yang dapet?, apakah biar uang kamu aku ga minta potong?, apa biar leluasa pakai mobil kita? Kamu jahat jahat jahat! Ya Allah, pernah apa sih aku sampe kamu sejahat ini?

Pas aku tau, kamu aja masih pake dompet dan jam dari aku untuk pergi sama orang baru ini. 

Aku benci kamu, aku benci dia. 

Aku gamau menghina dia karena aku ga kenal dia, (ga sekalipun dalam 6 tahun kamu sebut namanya, bahkan ketika kamu kasih tau cewe cewe yang kamu suka pas SMA.) But why would a girl be this cruel to another girl? Kamu bilangin apa dia sampe dia ikut mau sembunyiin hubungan ini? 

Kamu inget hari pertama kamu tembak aku di Maret 2015, aku langsung datengin mantan kamu dan aku bilangin sendiri kalau kamu tanya aku. Biar dia ga sakit denger dari orang lain. Itu aja kalian udah putus lebih dari setahun, dan as far as I'm concerned kalian sudah tidak ada hubungan sama sekali, ga punya asset bersama dan lain lain dan cuma pacaran dibawah 1,5 tahun? Itu namanya etika, namanya decency, namanya peduli, namanya aku gamau masuk ke sesuatu yang aku tidak mengerti situasinya.

Kamu bilang apa ke dia? Bahwa aku yang minta putus? Kalau memang kita sudah tidak punya hubungan, kenapa di akhir may 2021 kamu masih tanya, "hubungan kita mau dibawa kemana?" ditengah aku sibuk di studio, yang aku jawab, "Ya aku ga tau.. Gimana kamu? Can we talk later?" Itu terakhir kali kita omongin hubungan kita.. 

Kamu pasti ga bilang? :'( Kamu bilangin juga ga ke dia sekeras apa aku kerja biar kamu bisa punya semua yang kamu punya? Iya, uang uang yang kamu pakai untuk belikan dia segala itu? Waktu kamu bentak bentak aku, kamu sempet bilang, "EMANG LO DOANG KAN YANG KERJA NESS?!" seakan aku tidak menghargai kerja kerasmu. Saat itu aku cuma bisa diam, aku cuma bisa nangis, udah lagi sakit, dibentak2 sama orang yang aku anggap separuh jiwaku setengah dekade. Tapi sekarang aku bisa jawab.  "Bukan, bukan cuma aku yang kerja. Kamu juga. Tapi bedanya, aku kerja untuk kita, kamu kerja untuk dirimu sendiri. Aku hargai kerja kerasmu dengan loyalty, dengan materi, dengan mendukung semua mimpimu dan membuatnya mimpiku juga. Dan kau hargai kerja kerasku dengan....berbohong? ditambah bentakan dan tiduhan bahwa aku tidak pernah tulus?"

I'm tired of crying, I'm tired of finding someone's hand to hold when mine shakes uncontrollably mid-day, 

I'm so exhausted being asked by everyone about your captions or your stories. 

And to think why have you got no empathy after everything we went through?


I'm so tired.

Thursday, November 29, 2018

48 Hours in Geneva, Switzerland

Once upon a very boring class,
I glanced over my agenda and saw that I have yet to plan for the 1 week holiday we have here in France, called the Vacances Toussaint or the All Saints Holiday.
 I opened a new tab on my chrome browser and started typing, “fastest plane ride from Nantes, France” and one of the fastest + cheapest option came up on top.

‘Geneva,’

it said, hmm, I’ve always wanted to go to Switzerland!
I have been in it for a few hours inside a bus, absolutely strucked by its beauty, but I can barely count that as a trip as I had not spend the night, hear the locals speak, eat, walk, interact, and basically live, nor have I induldged myself in any of their habits and culture. 

 I checked my schedule and without looking up anything about Geneva, I booked my flight.
 I arrived midday from Paris, having spent the night at the airport (bc my plane leaves early and I don’t think there are any ways to get to the airport had I not been closeby) I was TIRED. As I got to my hotel room, I laid down for a minute and fell asleep for half an hour because I was THAT tired.  But then I got ready and left to see what Geneva has got to offer.
That night I saw Jet D’eau in the dark.
It says on Wikipedia that

“Five hundred litres (110 imp gal; 130 US gal) of water per second are jetted to an altitude of 140 metres (460 ft) by two 500 kW pumps, operating at 2,400 V, consuming one megawatt of electricity.[2][3][4] The water leaves the 10 centimetres (3.9 in) nozzle at a speed of 200 kilometres per hour (120 mph). At any given moment, there are about 7,000 litres (1,500 imp gal; 1,800 US gal) of water in the air.”
 
       
       
   
 
Q
What is my verdict on Geneva, you ask?
I liked it.

It wasn't crowded, people seem to enjoy a peaceful life and overall a very chill place to be in.
I am happy I got to see it for what it is.

Next, Zürich!
   
    Love, Nessie


Tuesday, October 16, 2018

What is in my Travel Make Up bag!

 
I have been so blessed with the ability to travel within and out of my job.
I might explain later how I manage to travel so much and how I have set my eyes on traveling as a goal, but for now I will let you into my little secret pouch of minimalistic make up that I bring along my journeys to see God’s finest lands.
These are it:
 
You might be wondering, but how do you apply them?
Well, i have brought with me this super compact travel sized brushes that are the perfect ‘all you needs’!
I also might carry a beauty blender (the black one) I forgot to inlude in the photo because it was on my table.
But the original beauty blender is the best and super versatile for different usage!
Anyways,
I should be going to bed an hour ago.
So I’ll see you on the next post!
 
X, nessie.